Selasa, 14 Desember 2010

Ciri _ ciri bahasa iklan

1. Ragam Bahasa Iklan
Ciri-cirinya bergaya bahasa hiperbola, persuasive dan berkalimat menarik
http://aanchoto.com/2009/10/kedudukan-bahasa-indonesia/

2. Iklan diharapkan dapat memberi informasi dan petunjuk yang bermanfaat
bagi calon konsumen yang hendak mengadakan pembelian suatu barang.
Konsumen sebagai calon pembeli dapat mengetahui karakteristik barang setelah
membaca dan menikmati iklan. Bahasa yang digunakan dalam iklan dibuat
dengan mengandung daya yang persuasif dan komunikatif. Oleh karena itu,
bahasa iklan harus menggunakan diksi dan gaya bahasa yang sesuai dengan
maksud dan tujuan iklan.
menjalankan fungsi komunikasinya ini iklan memiliki berbagai gaya, baik dalampenyajian maupun isi iklan itu sendiri. Gaya dan isi iklan tersebut selalu mengalamiperubahan selaras dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi produksi.Mula-mula iklan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada produk dalampenyajiannya. Perubahan dalam gaya dan isi iklan sepanjang abad ke-20 menurut Leissdkk. (1986) (dalam Noviani, 2002) adalah (1) pendekatan berorientasi produk, (2)simbol-simbol produk, (3) personalisasi, dan (4) segmentasi pasar. Pada fase yangkeempat ini iklan ditandai dengan gaya hidup dan segmentasi pasar. Fokus periklananada pada identifikasi gaya hidup konsumen dan makna-makna tindakan konsumsi dalamsituasi sosial.
Di dalam iklan, bahasa digunakan sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan
baik. Dengan demikian, penggunaan bahasa dalam iklan juga mempunyai tujuan
tersendiri dengan para pembeli (konsumen) sebagai sasarannya. Tujuan penggunaan
bahasa itu, antara lain, adalah untuk membentuk persepsi, mengubah sikap, dan akhirnya
mempengaruhi tindakan para konsumen. Oleh karena itu, bahasa yang tertuang di dalam
iklan seharusnya merupakan hasil olahan yang cermat agar iklan itu mencapai hasil yang
maksimal. Bahasa iklan tidak hanya menyuguhkan bentuk-bentuk verbal yang bersifat
lugas, tetapi juga menyiratkan daya persuasif yang tinggi di balik bentuk verbal yang
disuguhkan itu. Para konsumen diharapkan untuk tidak hanya membaca/mendengar yang
tersurat/terucap, tetapi juga tergiring untuk menangkap yang tersirat di balik bahasa iklan
itu. Untuk menggambarkan ekspresi hubungan antara teks media (termasuk iklan) dengan
realitas, konsep representasi sering digunakan.
SUMBER DARI : IKLAN TEH SARIWANGI: KREATIVITAS DAN ANALISIS WACANA (Indonesia)

3 komentar: